Senin, 20 Februari 2012

TENTANG ASTRONOMI: Para astronom menggunakan NASA Hubble Space Telesc...

TENTANG ASTRONOMI: Para astronom menggunakan NASA Hubble Space Telesc...: Para astronom menggunakan NASA Hubble Space Telescope mungkin telah menemukan bukti untuk sekelompok muda, bintang-bintang biru melingkari s...
Para astronom menggunakan NASA Hubble Space Telescope mungkin telah menemukan bukti untuk sekelompok muda, bintang-bintang biru melingkari salah satu massa menengah lubang hitam pertama yang pernah ditemukan. Para astronom percaya bahwa lubang hitam mungkin dulu inti dari sebuah galaksi kerdil yang sekarang hancur tak terlihat. Penemuan lubang hitam dan gugus bintang yang mungkin memiliki implikasi penting untuk memahami evolusi dari lubang hitam supermasif dan galaksi.galaxy ESO 243-49

Ini tepi-on spektakuler galaksi, yang disebut ESO 243-49, adalah rumah bagi sebuah lubang hitam massa menengah yang mungkin telah menanggalkan dari sebuah galaksi kerdil dikanibal. Lubang 20.000-surya-massa diperkirakan hitam terletak di atas bidang galaksi. Ini adalah tempat yang tidak mungkin untuk seperti lubang besar untuk kembali ada, kecuali itu milik sebuah galaksi kecil yang gravitasi terkoyak oleh ESO 243-49.Lingkaran mengidentifikasi sumber sinar-X yang unik yang titik-titik lubang hitam. Sinar-X diyakini radiasi dari disk akresi panas di sekitar lubang hitam. Cahaya biru tidak hanya datang dari disk akresi panas, tetapi juga dari sekelompok bintang muda panas yang terbentuk di sekitar lubang hitam. Galaksi adalah 290 juta tahun cahaya dari Bumi. Hubble tidak dapat mengatasi bintang-bintang secara individual karena cluster yang dicurigai terlalu jauh. Kehadiran mereka disimpulkan dari warna dan kecerahan cahaya yang berasal dari lokasi lubang hitam. (Kredit: NASA, ESA, dan S. Farrell, Sydney Institute untuk Astronomi, Universitas Sydney)

Sabtu, 11 Februari 2012

Masa Depan Bumi Saat Matahari Berevolusi


Perubahan iklim dan pemanasan global yang terjadi akhir-akhir ini menjadi salah satu efek yang sangat signifikan dalam perubahan kondisi Bumi selama beberapa dekade dan abad ke depan. Namun, bagaimana dengan nasib Bumi jika terjadi pemanasan bertahap saat Matahari menuju masa akhir hidupnya sebagai bintang katai putih? Akankah Bumi bertahan, ataukah masa tersebut akan menjadi masa akhir kehidupan Bumi?
Bintang Raksasa Merah. Impresi artis. source : Universetoday
Milyaran tahun lagi, Matahari akan mengembang menjadi bintang raksasa merah. Saat itu, ia akan membesar dan menelan orbit Bumi. Akankah Bumi ditelan oleh Matahari seperti halnya Venus dan Merkurius? Pertanyaan ini telah menjadi diskusi panjang di kalangan astronom. Akankah kehidupan di Bumi tetap ada saat matahari menjadi Katai Putih?
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan K.-P. Schr¨oder dan Robert Connon Smith, ketika Matahari menjadi bintang raksasa merah, ekuatornya bahkan sudah melebihi jarak Mars. Dengan demikian, seluruh planet dalam di Tata Surya akan ditelan olehnya. Akan tiba saatnya ketika peningkatan fluks Matahari juga meningkatkan temperatur rata-rata di Bumi sampai pada level yang tidak memungkinkan mekanisme biologi dan mekanisme lainnya tahan terhadap kondisi tersebut.
Saat Matahari memasuki tahap akhir evolusi kehidupannya, ia akan mengalami kehilangan massa yang besar melalui angin bintang. Dan saat Matahari bertumbuh (membesar dalam ukuran), ia akan kehilangan massa sehingga planet-planet yang mengitarinya bergerak spiral keluar. Lagi-lagi pertanyaannya bagaimana dengan Bumi? Akankah Matahari yang sedang mengembang itu mengambil alih planet-planet yang bergerak spiral, atau akankah Bumi dan bahkan Venus bisa lolos dari cengkeramannya?
Perhitungan yang dilakukan oleh K.-P Schroder dan Robert Cannon Smith menunjukan, saat Matahari menjadi bintang raksasa merah di usianya yang ke 7,59 milyar tahun, ia akan mulai mengalami kehilangan massa. Matahari pada saat itu akan mengembang dan memiliki radius 256 kali radiusnya saat ini dan massanya akan tereduksi sampai 67% dari massanya sekarang. Saat mengembang, Matahari akan menyapu Tata Surya bagian dalam dengan sangat cepat, hanya dalam 5 juta tahun. Setelah itu ia akan langsung masuk pada tahap pembakaran helium yang juga akan berlangsung dengan sangat cepat, hanya sekitar 130 juta tahun. Matahari akan terus membesar melampaui orbit Merkurius dan kemudian Venus. Nah, pada saat Matahari akan mendekati Bumi, ia akan kehilangan massa 4.9 x 1020 ton setiap tahunnya (setara dengan 8% massa Bumi).
Perjalanan evolusi Matahari sejak lahir sampai menjadi bintang katai putih.
Setelah mencapai tahap akhir sebagai raksasa merah, Matahari akan menghamburkan selubungnya dan inti Matahari akan menyusut menjadi objek seukuran Bumi yang mengandung setengah massa yang pernah dimiliki Matahari. Saat itu, Matahari sudah menjadi bintang katai putih. Bintang kompak ini pada awalnya sangat panas dengan temperatur lebih dari 100 ribu derajat namun tanpa energi nuklir, dan ia akan mendingin dengan berlalunya waktu seiring dengan sisa planet dan asteroid yang masih mengelilinginya.
Zona Laik Huni yang Baru
Saat ini Bumi berada di dalam zona habitasi / laik huni dalam Tata Surya. Zona laik huni atau habitasi merupakan area di dekat bintang di mana planet yang berada di situ memiliki air berbentuk cair di permukaannya dengan temperatur rata-rata yang mendukung adanya kehidupan. Dalam perhitungan yang dilakukan Schroder dan Smith, temperatur planet tersebut bisa menjadi sangat ekstrim dan tidak nyaman untuk kehidupan, namun syarat utama zona habitasinya adalah keberadaan air yang cair.
Terbitnya bintang raksasa merah. Impresi artis. Sumber: Jeff Bryant's Space Art.
Tak dapat dipungkiri, saat Matahari jadi Raksasa Merah, zona habitasi akan lenyap dengan cepat. Saat Matahari melampaui orbit Bumi dalam beberapa juta tahun, ia akan menguapkan lautan di Bumi dan radiasi Matahari akan memusnahkan hidrogen dari air. Saat itu Bumi tidak lagi memiliki lautan. Tetapi, suatu saat nanti, ia akan mencair kembali. Nah saat Bumi tidak lagi berada dalam area habitasi, lantas bagaimana dengan kehidupan di dalamnya? Akankah mereka bertahan atau mungkin beradaptasi dengan kondisi yang baru tersebut? Atau itulah akhir dari perjalanan kehidupan di planet Bumi?
Yang menarik, meskipun Bumi tak lagi berada dalam zona habitasi, planet-planet lain di luar Bumi akan masuk dalam zona habitasi baru milik Matahari dan mereka akan berubah menjadi planet layak huni. Zona habitasi yang baru dari Matahari akan berada pada kisaran 49,4 SA – 71,4 SA. Ini berarti areanya akan meliputi juga area Sabuk Kuiper, dan dunia es yang ada disana saat ini akan meleleh. Dengan demikian objek-objek disekitar Pluto yang tadinya mengandung es sekarang justru memiliki air dalam bentuk cairan yang dibutuhkan untuk mendukung kehidupan. Bahkan bisa jadi Eris akan menumbuhkan kehidupan baru dan menjadi rumah yang baru bagi kehidupan.
Bagaimana dengan Bumi?
Apakah ini akhir perjalanan planet Bumi? Ataukah Bumi akan selamat? Berdasarkan perhitungan Schroder dan Smith Bumi tidak akan bisa menyelamatkan diri. Bahkan meskipun Bumi memperluas orbitnya 50% dari orbit yang sekarang ia tetap tidak memiliki pluang untuk selamat. Matahari yang sedang mengembang akan menelan Bumi sebelum ia mencapai batas akhir masa sebagai raksasa merah. Setelah menelan Bumi, Matahari akan mengembang 0,25 SA lagi dan masih memiliki waktu 500 ribu tahun untuk terus bertumbuh.
Matahari yang menjadi raksasa merah akan mengisi langit seperti yang tampak dari bumi. Gambar ini menunjukan topografi Bumi yang sudah meleleh menjadi lava. Tampak siluet bulan dengan latar raksasa merah. Copyright William K. Hartmann
Saat Bumi ditelan, ia akan masuk ke dalam atmosfer Matahari. Pada saat itu Bumi akan mengalami tabrakan dengan partikel-partikel gas. Orbitnya akan menyusut dan ia akan bergerak spiral kedalam. Itulah akhir dari kisah perjalanan Bumi.
Sedikit berandai-andai, bagaimana menyelamatkan Bumi? Jika Bumi berada pada jarak 1.15 SA (saat ini 1 SA) maka ia akan dapat selamat dari fasa pengembangan Matahari tersebut. Nah bagaimana bisa membawa Bumi ke posisi itu?? Meskipun terlihat seperti kisah fiksi ilmiah, namun Schroder dan Smith menyarankan agar teknologi masa depan dapat mencari cara untuk menambah kecepatan Bumi agar bisa bergerak spiral keluar dari Matahari menuju titik selamat tersebut.
Yang menarik untuk dikaji adalah, umat manusia seringkali gemar berbicara tentang masa depan Bumi milyaran tahun ke depan, padahal di depan mata, kerusakan itu sudah mulai terjadi. Bumi saat ini sudah mengalami kerusakan awal akibat ulah manusia, dan hal ini akan terus terjadi. Bisa jadi akhir perjalanan Bumi bukan disebabkan oleh evolusi matahari, tapi oleh ulah manusia itu sendiri. Tapi bisa jadi juga manusia akan menemukan caranya sendiri untuk lolos dari situasi terburuk yang akan dihadapi.

Jumat, 03 Februari 2012

VIIRS Eastern Hemisphere Image - Behind the Scenes


graphic showing how multiple swaths of the Earth form one image

NASA scientists created the two new 'Blue Marble' images from data acquired by a new instrument that's aboard the Earth-observing satellite Suomi NPP, the Visible Infrared Imaging Radiometer Suite (VIIRS). Credit: NASA/NOAA
View on Flickr → 


The Suomi NPP satellite is in a polar orbit around Earth at an altitude of 512 miles (about 824 kilometers), but the perspective of the new Eastern hemisphere 'Blue Marble' is from 7,918 miles (about 12,743 kilometers). NASA scientist Norman Kuring managed to 'step back' from Earth to get the big picture by combining data from six different orbits of the Suomi NPP satellite. Or putting it a different way, the satellite flew above this area of Earth six times over an eight hour time period. Norman took those six sets of data and combined them into one image.

VIIRS Africa, with sun glints

Responding to public demand, NASA scientists created a companion image to the wildly popular 'Blue Marble' released last week (January 25, 2012). Credit: NASA/NOAA
View the original here: Flickr → 


The new image is a composite of six separate orbits taken on January 23, 2012 by the Suomi National Polar-orbiting Partnership satellite. Both of these new 'Blue Marble' images are images taken by a new instrument flying aboard Suomi NPP, the Visible Infrared Imaging Radiometer Suite (VIIRS).

Compiled by NASA Goddard scientist Norman Kuring, this image has the perspective of a viewer looking down from 7,918 miles (about 12,742 kilometers) above the Earth's surface from a viewpoint of 10 degrees South by 45 degrees East. The four vertical lines of 'haze' visible in this image shows the reflection of sunlight off the ocean, or 'glint,' that VIIRS captured as it orbited the globe. Suomi NPP is the result of a partnership between NASA, NOAA and the Department of Defense.

Using a basketball you can get a good idea of how far away the Suomi NPP satellite is from Earth. Take a basketball that has a diameter of 10 inches (about 25 centimeters) and say that's 'Earth.' (For the record, Earth has a diameter of about 7,926 miles (about 12,756 kilometers)).

So to get the same view of Earth as the VIIRS instrument aboard the Suomi NPP satellite, hold the basketball five-eighth of an inch (about one-and-a-half centimeters) away from your face.

The actual swath width of the Earth's surface covered by each pass of VIIRS as the satellite orbits the Earth is about 1,865 miles (about 3,001 kilometers). On the basketball that's about two and one-third inches (about six centimeters).

For reference:

Over its lifetime the International Space Station's altitude has been between 205 miles (about 330 kilometers) and 255 miles (410 kilometers) above the Earth's surface. That brings your 'basketball Earth' closer to your face at about five-sixteenth of an inch (about point-eight centimeters) away.

The original 'Blue Marble' image is a photograph taken by the Apollo 17 astronauts as they traveled toward the moon. It was taken at a distance of about 28,000 miles (45,062 kilometers). That puts your 'basketball Earth' at over 30 inches (76 centimeters) away from your face, or roughly an arm's length away.

The moon is about 238,857 miles (384,403 kilometers) away from the Earth's surface. That puts your 'Earth basketball' about 25 feet (about 7.6 meters) away, which is roughly the distance a three-point line on a basketball court is from the basket.

According to Flickr, that Western hemisphere Blue Marble 2012 image has more than 3.1 million views as of February 1st, making it one of the all-time most viewed images on the site after only one week.

Senin, 09 Januari 2012

2012: Shadow of Rift Gelap


Awan debu tebal blok waktu malam pandangan kita dari Bima Sakti, menciptakan apa yang kadang-kadang disebut Rift Gelap.
> Lihat lebih besar
awan debu tebal blok waktu malam pandangan kita dari Bima Sakti, menciptakan apa yang kadang-kadang disebut Rift Gelap. Kenyataan bahwa - dari sudut pandang Bumi - matahari sejajar dengan awan, atau pusat galaksi, dekat musim dingin solstice ada alasan untuk kekhawatiran. Kredit: A. Fujii 


Salah satu teori yang paling aneh tentang 2012 telah dibangun dengan perhatian yang sangat sedikit fakta. Gagasan ini menyatakan bahwa keselarasan kosmik dari matahari, bumi, pusat galaksi kita - atau mungkin awan tebal galaksi debu - pada musim dingin solstice bisa untuk beberapa alasan yang tidak diketahui menyebabkan kehancuran. Keberpihakan seperti ini dapat terjadi tetapi ini adalah kejadian biasa dan bisa menyebabkan kerusakan (dan, memang, bahkan tidak akan berada di kesejajaran terdekat yang selama titik balik matahari 2012.) dengan rincian sebagai berikut: Dilihat jauh dari lampu-lampu kota, jalan bercahaya disebut Bima Sakti dapat dilihat melengkung di langit berbintang. Jalan ini terbentuk dari cahaya jutaan bintang tidak dapat kita lihat secara individual. Ini bertepatan dengan pesawat pertengahan galaksi kita, yang mengapa galaksi kita juga bernama Bima Sakti. awan debu tebal juga mengisi galaksi. Dan sementara teleskop inframerah dapat melihat mereka dengan jelas, mata kita mendeteksi awan gelap hanya sebagai patch teratur di mana mereka redup atau memblokir cahaya samar Bima Sakti. Jalur gelap yang paling menonjol membentang dari konstelasi Cygnus untuk Sagitarius dan sering disebut Great Rift, kadang-kadang Rift Kegelapan. Fitur lain yang mengesankan dari galaksi kita terletak tak terlihat di Sagitarius: pusat galaksi, sekitar 28.000 tahun cahaya, yang host lubang hitam dengan berat sekitar empat juta kali massa matahari. Klaim untuk 2012 link ini dua lembar fakta astronomi dengan ketiga - posisi matahari dekat pusat galaksi pada 21 Desember, titik balik matahari musim dingin untuk belahan bumi utara - untuk menghasilkan sesuatu yang tidak masuk akal astronomi sama sekali. Seperti bumi membuat jalan mengelilingi matahari, matahari tampak bergerak terhadap latar belakang bintang, yang mengapa rasi bintang terlihat perlahan-lahan berubah dengan musim. Pada 21 Desember 2012, matahari akan melewati sekitar 6,6 derajat utara dari pusat galaksi - itu jarak yang terlihat dengan mata menjadi sekitar 13 kali ukuran bulan purnama terlihat - dan itu sebenarnya lebih dekat beberapa hari sebelumnya . Ada klaim yang berbeda tentang mengapa hal ini menjadi pertanda kita sakit, tetapi mereka mendidih ke kebetulan solstice dengan matahari memasuki Rift Gelap portending entah bencana atau gagasan keliru bahwa matahari dan bumi menjadi selaras dengan lubang hitam di pusat galaksi memungkinkan beberapa jenis gaya tarik gravitasi besar-besaran di Bumi. Serangan pertama terhadap teori ini adalah bahwa titik balik matahari sendiri tidak berkorelasi dengan setiap gerakan bintang-bintang atau apa pun di alam semesta di luar Bumi. Itu hanya akan terjadi pada hari itu bumi Kutub Utara adalah tip terjauh dari matahari. Kedua, Bumi tidak berada dalam jangkauan efek gravitasi yang kuat dari lubang hitam di pusat galaksi karena efek gravitasi berkurang secara eksponensial lebih jauh satu mendapatkan. Bumi adalah 93 juta mil dari matahari dan 165 mil dari lubang hitam kuadriliun Bima Sakti.Matahari dan bulan (massa lebih kecil, tapi jauh lebih dekat) yang jauh gaya gravitasi paling dominan di Bumi. Sepanjang tahun, jarak kita dari perubahan hitam Bima Sakti lubang sekitar satu bagian dalam 900 juta - hampir tidak cukup untuk menyebabkan perubahan nyata dalam tarik gravitasi. Selain itu, kami benar-benar terdekat ke pusat galaksi di musim panas, tidak pada musim dingin solstice. Ketiga, matahari muncul untuk memasukkan bagian dari langit diduduki oleh Rift Gelap setiap tahun pada saat yang sama, dan kedatangan yang ada di Desember 2012 tepatnya menandakan apa-apa.Nikmati solstice, dengan segala cara, dan jangan biarkan Rift Gelap, keberpihakan, jilatan api matahari, pembalikan medan magnet, dampak potensial atau Maya diduga akhir-dunia-prediksi mendapatkan di jalan .